RSS

Selasa, 26 Januari 2010

Saya Benci Rokok, kenapa anda tidak percaya?

pernah sewaktu kelas 1 SMA kalau tidak salah, saya pulang kampung. bukan ke Padangpanjang. tapi lebih kampung lagi, di suatu daerah yang bernama Lintau, tempat kedua orangtua saya berasal. Hari itu saya lewat di kota Buo, ibu kota kecamatannya (sebelum daerah itu dimekarkan menjadi dua kecamatan), dan melihat suatu peristiwa yang tak pernah saya lupa. Sampai sekarang mengingatnya masih membuat bulu kuduk saya berdiri.

Hari itu seorang pencuri kerbau tertangkap. Laki-laki, berumur sekitar 30-an. Perlu diketahui Lintau adalah suatu daerah yang "sepertinya" bebas dari hukum formal di provinsi Rendang itu. polisi yang hitungannya jari disana ketika itu hanya duduk saja di Pos. mereka tidak akan melakukan apa-apa, selama belum diminta pemuka masyarakat untuk ikut serta. tak heran disitu susah sekali ditemukan motor yang pajaknya masih hidup. tak pernah ada razia, pokoknya kemanapun disana tak perlulah pakai helm. Hukum adat masih sangat kuat. masalah dalam negeri diselesaikan dengan cara musyawarah antar keluarga dan datuk. Unsur kekeluargaan masih sangat terasa kental. Disana, senyumlah kesekitar, dan dunia akan tersenyum bersama anda.

tapi hari itu, senyum tak tampak. muka-muka gusar dan menahan marah bertebaran dimana-mana. tapi rasa kekeluargaan masih terasa. kebersamaan untuk sama-sama menghukum si maling. mencuri kerbau sangat hina di kampung saya itu. lebih parah dari mencuri mobil meski mobil lebih mahal. untuk membesarkan kerbau itu anda setiap pagi anda harus menyabitkan rumput untuknya. butuh kerja keras, dan waktu akan menumbuhkan rasa cinta anda terhadap kerbau itu.

tak berapa lama saya disana, bensin disiramkan. Subhanallah... sepertinya memang benar. budaya hukum massa sudah mendarah daging di Indonesia. Dan dalam hitungan detik, pencuri yang telah diikatkan ke pohon tersebut di unggun. wow.... Barbar sekali. Dan saya membuktikan kebenaran panasnya api neraka. yang konon bahan bakarnya adalah manusia. ternyata, api kalau kena manusia itu lebih keren dari pada ditambah bensin lagi. menggelora kawan....

Saya melihat kebencian yang amat sangat dari masyarakat yang selama ini aman, damai, dan tentram ternyata bisa menjadi begitu ganas ketika bertemu sesuatu yang mereka benci. itulah pesan moral yang saya ambil. dimana letak kemanusiaan? Ah, saya tidak begitu peduli. karena si pencuri juga tidak punya rasa kekerbauan di ranah yang bernama Menangkerbau. Bukan manusia yang menang, tapi kerbau. sekali lagi pesan moralnya adalah: kebencian bisa menyebabkan orang menjadi begitu sadis.

Ketika tulisan ini hampir selesai, saya baru sadar bahwa tulisan ini menyimpang dari judul awal. tergesa kemudian saya bakar sebatang rokok dengan sadis menggunakan api yang besar. rokoknya saya gigit kencang,saya hisap dengan dalam dengan mulut dimiringkan, menggambarkan kebencian saya padanya. Inilah yang ingin saya sampaikan; Saya benci rokok dan dengan konkrit saya bakar! dengan cara yang sadis!!!!

30 November 2008
03.16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar