RSS

Selasa, 26 Januari 2010

Seri Mahasiswa Disersi Skripsi

Seri Mahasiswa Disersi Skripsi

Lima Jurus Jitu Pertahanan Menolak Serangan Boker!

Oleh: Zifah Nazim Piliang

Terinspirasi dengan buku “Duabelas Jurus Pertahanan Menangkis Serangan”-nya Asral Datuk Putih yang setahun lalu saya baca tapi tak kunjung selesai, tulisan ini mulai bergerak. Pak Asral dalam bukunya itu mencoba untuk memberikan perlawanan terhadap buku kontroversial yang lebih dulu terbit karangan Dr. Saafroedin Bahar yang berjudul “Masih Ada Harapan”. Mencoba metodologi yang sama, pendekatan yang sama, saya buat tulisan ini. Walaupun saya tidak tahu, adakah tulisan terdahulu yang berjudul “Masih Ada Harapan Untuk Boker”? Saya tak peduli, karena kalau dicari dulu boker-nya nanti tidak tertahankan lagi. Artikel ini akan mengantarkan anda menjadi orang yang luar biasa!

Pendahuluan (Pengertian, Latar Belakang, Batasan, dan Tujuan)

Ada yang tidak tahu dengan kata “boker”? Baiklah, untuk anda yang berdomisili atau sekurangnya pernah berinteraksi dengan masyarakat yang berada di daerah Jawa (terutama Jabodetabek), mungkin sudah sangat familiar dengan kata ini. Tetapi untuk mengantisipasi seandainya tulisan ini dibaca oleh pembaca yang bukan berasal dari daerah itu, ada baiknya saya jelaskan dulu definisi, prinsip, dan analogi dari boker.

Untuk tidak bermaksud untuk mengurangi makna, apalagi mengurangi nafsu makan anda, saya coba definisikan dengan sedikit bumbu ilmiah. Boker adalah suatu kegiatan dalam rangka menunaikan salah satu proses dalam sistem organ hewani, yaitu sistem eksresi tubuh. Prinsipnya adalah mengeluarkan ampas berupa zat padat hasil pencernaan dari dalam tubuh sehingga tidak mengganggu kestabilan organisme tersebut. Prinsip lain (pastinya adab menghadap kiblat tidak termasuk) menurut sebagian orang seperti harus jongkok atau duduk tidak disertakan dalam batasan tulisan ini. Karena hal ini bisa menimbullkan kontroversi, menganggu idealism masing-masing pembaca, sehingga bisa diciptakan tulisan sendiri daripadanya. Untuk analogi, kata boker memiliki banyak padanan kata. Dalam bahasa Indonesia normatif sering disebut Buang Air Besar (B.A.B). Untuk bahasa yang lebih halus dapat digunakan PUP, e’ek’, atau o’ok’. Kalau anda orang yang lebih lugas bolehlah menggunakan bahasa yang lebih kasar, seperti berak, atau tacirik dalam bahasa kampung saya. Untuk bahasa lain silahkan anda tambahkan di comment tulisan ini.

Proses ini natural dan fardhu ‘ain hukumnya. Kalau tidak dilakukan akan menimbulkan efek samping merusak kestabilan tubuh kita. Telah tersedia banyak sekali produk untuk menjaga anda untuk tetap melakukan kegiatan ini. Lantas, apakah tujuan saya menulis ini? Apa urgensinya? Jawabannya adalah saya menginginkan anda untuk menjadi manusia LUAR BIASA. “Super” kalau kata Mario Teguh. Kok bisa? Ya! Karena hanya manusia luar biasa yang bisa melakukan hal yang luar biasa, menakhlukkan tirani, dan kebiasaan umum. Menakhlukkan rasa ingin boker! Untuk menuntut ilmu seseorang harus bertapa dan bersunyi diri selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Lahirlah sebuah agama di India sana. Cerita luar biasa dari Sumanto atau Dukun A.S juga patut dilihat. Nelson Mandela rela dipenjara dan kehilangan kebebasannya untuk kemerdekaan. Luar biasa bukan?

Dari hukum manusia luar biasa anda melakukan hal yang luar biasa, saya yakin, walau belum dibuktikan, terdapat manfaat yang besar dari kegiatan menahan boker ini. Mungkin anda akan mendapat ilham yang Maha Kuasa berupa ilmu irrasional baru yang unik, sebangsa indra keenam. Atau sesial-sialnya anda pasti bisa terkenal, sekurangnya masuk berita atau acara televisi seperti GongShow. Kalau anda salah satu insan penganut sikap moral masyarakat yang menginginkan popularitas instant, hal ini cukup menjanjikan bukan? Tapi saya ingatkan, karena anda akan melakukan hal yang luar biasa, resikonya juga luar biasa. Bagi anda yang terlalu pintar dan berdedikasi untuk mempraktekkan tips saya, saya berharap Tuhan selalu melindungi anda. Meskipun saya yakin dengan ini, kita harus tetap waspada. Saya bukan praktisi, tapi Tehorist.teori bisa gagal, dan artikel ini tanpa legal hokum sehingga saya menolak untuk bertanggung jawab pada nasib anda. Nasehat saya, jagalah kesehatan anda selama terapi berlangsung. Bila perlu, sediakan tim ahli medis menemani anda.

Pembahasan.

1. Biarkan ketakutan menguasai anda
Setiap orang pernah merasa takut. Contohnya saya, takut sekali dengan binatang yang bernama lipan merah. Tidak ada kejadian traumatis di masa kecil (atau saya tak ingat), tapi sampai sekarang saya tak berani dengan lipan. Semasa SMA ketakutan ini sempat saya taklukkan, saya sudah bisa membuang bisa lipan, memainkan, dan memasukkannya ke kantong baju sekolah saya. Tapi nasib berkata lain, ketika pelajaran sedang berlangsung, si lipan tega-teganya keluar dari saku baju saya. Timbullah kegaduhan akut, teman wanita saya berteriak-teriak seperti bertemu boyband F4 (sangat terkenal waktu itu). Guru saya murka, meski saya murid kesayangan (dia sendiri yang bilang), saya tetap dikartumerahkan dari arena pembelajaran. Semenjak saat itu saya kembali takut dengan Lipan.

Hubungannya dengan boker, biarkan boker menjadi salah satu ketakutan anda. Bentuklah suatu pola pikir yang cerdas dan bermanfaat. Itu saya serahkan kepada anda. Bisa jadi, “Dengan boker, saya kehilangan berat badan, padahal saya-kan sudah kurus?” Atau “Kalau Boker ntar usus saya juga keluar gimana dong?” Hal ini mungkin berhasil selama anda konsisten dengan pola pikir anda tersebut.
Bila tidak, anda harus sertakan ketakutan hidup anda dalam kegiatan pembuangan tersebut.

Konstruksikan sesuatu dalam pikiran anda. Saya takut dengan lipan, maka saya akan bayangkan kalau setiap toilet itu penuh dengan lipan, Atau lipan suka makan PUP, jadi ketika saya Pup, lipan bergerak seperti magnet mendekati saya. Mengerikan bukan? Perlahan trauma anda akan beralih ke Pup-nya tidak lagi ke lipannya. Saya percaya itu, meski tidak saya buktikan sendiri. Ruang saya selalu berantakan, tapi saya menyukai toilet yang bersih, jadi tidak pernah bertemu lipan. Ketika anda sudah merasa trauma dengan boker, anda telah satu langkah didepan. Tinggal satu langkah lagi. Gampang kan?

2. Hati-Hati dengan Air, Pelarut Universal

Konon, tubuh kita 80% air, saya percaya itu karena selalu dituliskan dimana-mana. Yang banyak tak mungkin salah. Beda cerita dengan Golkar pada masa orde baru. Selama diberi kebebasan maka yang banyak tak mungkin salah. Begitulah kira-kira. Nah, air bebas dalam tubuh manusia. Ia adalah bagian inti dari darah anda, termasuk biji mata anda (mohon kata mata jangan sampai dihapus). Jika dalam pencernaan kita banyak terdapat air, maka pencernaan akan lancar.

Dari hasil pengamatan saya terhadap pola makan pelanggan di Rumah Makan langganan saya, dalam rangka kesempurnaan artikel ini, agar ampas minimalis, hindarilah minum terlalu banyak sebelum makan. Cukupkan saja untuk membasahi mulut anda. Hindari juga minum sedang makan. cukup minum setelah makan saja.

Satu hal lagi yang cukup penting, hindari teh sebagai teman makan nasi anda. Berbagai fakta medis menyebutkan bahwa teh dapat menghalangi pencernaan ketika dikonsumsi bersama makanan berat. Menghambat penyerapan karbohidrat, ini nantinya akan menghalangi penyerapan di usus halus dan besar sehingga jumlah ampas akan jadi makin banyak. Teh yang dibolehkan adalah Teh Hijau (Green Tea), diluar itu baiknya dihindari. Termasuk Es Teh Manis, Teh Hangat, Teh Panas, Teh Tawar, Teh Goyang, Teh Telur, Teh Tarik, Teh Susu, maupun Teh bermerek mahal sekalipun jika bukan teh hijau.

3. Bila ia menyerang, kuasai diri anda

Ia pasti menyerang, hasrat yang sangat kuat bagai tak tertahankan. Ini alamiah. Jika hal ini terjadi, anda harus segera berpikir positif. Mimpikanlah kembali cita-cita anda menjadi terkenal dan manusia luar biasa (extraordinary people). Luruskan kembali nawa’itu (niat) anda. Dengan begitu anda akan cepat menguasai diri anda kembali. Mungkin peluh akan membasahi anda, tapi itu merupakan bentuk ekskresi yang diperbolehkan. Itu alamiah dan normal sekali. Setelah itu konstruksikan pikirkan anda kembali, pikirkan ketakutan anda, atau pikirkan hal yang lain yang lebih menarik. Kekasih anda misalnya.

4. Jangan pernah pikirkan T.O.I.L.E.T atau mendekatinya.

Ini langkah penting. Ini wajar, karena ini lebih berat dari pada puasa. Mungkin anda akan merasa seluruh dunia memusuhi anda. Karena hampir disemua tempat peradaban manusia dibuat ruang kecil yang bernama toilet. Jangan berpikir negatif, disitulah letak ujiannya. Wajar, karena bangunan dibentuk berdasarkan berdasarkan basic need manusia. Manusia biasa, tepatnya. Ingat, anda sedang proses menuju manusia luar biasa.
Untuk itu hindarilah tempat-tempat tersebut. Mungkin banyak papan arah toilet dimana saja. Ketika mata anda terbentur, segera berpaling dan berjalan ke kebalikan arah toilet tersebut. Ini penting, terutama jika anda sedang dalam badai tekanan serangan.

5. Jika Gagal, hukum diri anda, dan coba kembali
Selalu ada kata maaf. Anda pun harus memaafkan diri anda. Tidak berarti secara tiba-tiba anda harus berhenti langsung. Kalah perang pertama kali biasa, tapi jika telah terbiasa anda akan bisa bergerilya. Sebagai pelengkap anda mungkin bisa membaca Gerpolek karya Tan Malaka. Mundur selangkah untuk maju. Kalah wajar, asalkan determinasi anda tidak goyah.
Tapi jika anda merasa kalah, selalu pikirkan sebuah strategi untuk kalah terhormat. Lebih konkritnya, ketika rasa itu melanda dan hasrat itu minta dilepaskan. Jangan pernah melepaskannya di toilet. Hal ini bisa membuat anda kalah secara permanen. Lepaskanlah di tempat yang tak wajar dan beresiko. Hal ini bisa sedikitnya memberikan rasa jera pada jiwa anda untuk merasa kalah. Contoh, disemak belukar, tapi pilihlah dekat rumpun bambu dimana resiko ular lebih tinggi. Bisa juga di semak jelatang.
Kalau anda berada dalam gedung, cari tempat-tempat sepi seperti parkiran dimana resiko lebih terasa. Atau bisa juga di mall diantara toko-toko yang tutup. Jika ketahuan satpam atau massa segera lari. Saya ingatkan untuk menjaga kesehatan dan harga diri anda. Dan setelah itu cobalah untuk shaum (menahan) kembali seperti biasa.

Demikian tulisan ini, saya belum dapat menyimpulkan apa-apa karena belum ada feed-back dari anda yang telah mencoba. Saya berharap perbaikan dari anda untuk kesempurnaan tulisan ini, atau jika anda telah mencoba dan berkenan untuk membuat artikel yang lebih praktis dari ini, saya akan sangat berterima kasih. Ilmu bukan untuk dimonopoli. Saya anti hak-cipta, apalagi hak-paten yang memonopoli ilham dan wahyu Tuhan hanya untuk memperkaya diri. Terima Kasih.

1 desember2008
18.00

**Saya menyadari ketiadaan urgensi intelektual untuk membuat tulisan ini, menjadikannya salah satu tulisan ternorak yang pernah saya buat. Tapi harap dipermaklumkan, tulisan ini adalah hasil pikiran mahasiswa yang disersi dari skripsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar