RSS

Senin, 25 Januari 2010

Legenda Atuk

Teman, mari kukisahkan satu cerita. Mungkin bisa kau ingat ketika kau akan tertidur besok hari. Atau jika hanya membuatmu ingat untuk beberapa menit setelah kisah ini berakhir pun tak apa. Yang jelas, aku sudah pernah menceritakannya padamu. Kalau pun merasa kisahnya tak bagus, ingatlah aku sebagai teman pernah merasa perlu menceritakan kisah ini padamu.

Kisahnya tentang sebuah legenda di kampung saya. legenda tentang seorang tua, sakti, dan mistis. biasa dipanggil "Atuk". sebuah panggilan untuk orang tua yang dihormati, namun tidak diketahui namanya. diambil dari kata "Datuk".

Orang ini selalu menginspirasi, selalu membuat perubahan dalam hidup seseorang yang bertemu dengannya. Ada yang tiba-tiba saja menjadi kaya, ada juga yang tiba-tiba jatuh miskin. Ada yang tiba-tiba meninggal, ada juga yang setelah itu berumur sangat panjang. Intinya, kehadirannya itu ibarat pertanda, satu yang signifikan dalam hidup anda akan terjadi.

Dari orang yang bertemu dengan dia, tak ada satupun yang bisa menjelaskan spesifik ciri-ciri fisik signifikan. kalau ditanyakan betul, mereka hanya mengidentifikasi sebagai orang tua berbaju panjang, kadang ada yang bilang putih dan hitam, dan selalu tersenyum.

anehnya, dari pertama sekali saya mendengar kisah ini ketika umur 5 tahun, sampai sekarang umur 23 tahun hampir, penampakan Atuk masih serupa-serupa itu juga. dia tidak pernah bertambah tua, dan juga berarti tidak pernah meninggal juga. Dipercayai juga, bahwa tidak usah takut tidak bisa mengenalinya ketika kamu bertemu dengannya. Dari alam bawah sadar, anda akan tahu, bahwa inilah Atuk itu. Darah kita akan berdesir dengan sendirinya. dan berucap "Assalamualaikum Atuk"

Senyum atuk itu aneh, Ada yang ketika melihat senyum Atuk menyambut dengan senyuman juga. adapula yang tiba-tiba terisak. ada yang tertawa, ada pula teriak-teriak seperti orang tak waras.

Banyak orang yang telah bertemu dengannya, tetapi selalu dengan tidak sengaja. Tidak satupun orang yang tahu dimana rumahnya, keluarganya. Dia muncul tiba-tiba, dan menghilang sesuka dia juga. meskipun dia baru bertemu kita, sekejap mata juga bisa langsung menghilang. itulah mungkin kenapa dia tidak bisa dicari-cari, dia bisa muncul kapan saja didepan kamu, di samping, atau dibelakang.

Apakah anda merasa hidup anda biasa saja? dan berusaha mencari pertanda signifikan untuk mencarinya? mencari senyumannya. biasanya sih, tidak bisa diketemukan. tapi ada beberapa orang yang bercerita bahwa Atuk merasa kasihan melihat orang-orang yang mencari dia dan menemui mereka sebagai bentuk penghargaan atas usaha mereka.

Hm.. tapi kalau boleh kusarankan, kalau kamu ingin mencari Atuk juga, cobalah cari dipemakaman. Dari yang saya dengar, Atuk memiliki hobi untuk muncul di pemakaman. tak ada yang tahu motifnya, mungkin karena dia ingin meninggal karena setelah sekian lama masih saja tua dan tak kunjung meninggal. atau ada yang bilang juga, kalau Atuk itu selalu ingin meramaikan pemakaman, sehingga orang yang ditinggalkan tidak merasa ditinggalkan sendirian kesepian. Jadi, ketika dipemakaman, sesekali lihatlah disekitar, mungkin Atuk berada disekitar situ.

Dan jika anda tak ingin hidup anda berubah signifikan, maka tidak perlulah mencari-cari Atuk. Pun begitu, yang berhak memutuskan orang yang ingin ditemui olehnya adalah Atuk sendiri. Dia itu seperti takdir. tidak ada yang dapat mengatur-aturnya. dan bertemu Atuk adalah kesediaan, kesediaan untuk menerima segalanya, kesediaan untuk berjuang.

tapi kisah ini bukan tentang itu saja, kalau hanya tentang Atuk saja tak perlulah rasanya kuceritakan sedemikian. Aku bertemu Atuk hari ini, itu yang ingin kuceritakan padamu.

Sungguh pengalaman yang aneh. Dia tersenyum, aku tak tersenyum, tapi tak juga sedih. Aku pusing.

setelah kuucap salam, kutanyakan sebuah pertanyaan yang selalu ingin kutanya sedari kecil

"Nama asli Atuk siapa?" tanpa basa basi kutanya,

Atuk tersenyum masih, lalu kemudian bibirnya bergerak pelan. suaranya begitu pelan. tapi masih sanggup kudengar.

"Namaku Masa" katanya.

"Datuk Masa?" ulangku

Dia tersenyum dan mengangguk.

Akupun tersenyum. tapi kemudian sekejap saja, dia menghilang. Aku sendirian sekarang. masih merasa pusing.

"Masa?" ulangku lagi untuk diriku sendiri.

Aku kaget, karena merasa sudah kenal lama dengan Atuk itu. Kulafazkan istighfar berulang kali. Tuhan telah memperkenalkanku dengannya. "Wal 'Ashri" kata Tuhan.

Lalu tiba-tiba lagi aku merasa pusing bertambah berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar